Mengapa Harus Dengan Menulis

بسم الله الرحمن الرحيم

Pertanyaan itu mungkin sering muncul dalam benak kita, atau setidaknya sering kita dengar dan baca pertanyaan itu dalam artikel-artikel yang ada di berbagai media. Memang pertanyaan itu layak kita pertanyakan, dan harus kita ungkap alasan mengapa menulis menjadi hal yang penting untuk kita lakukan khususnya kita sebagai seorang muslim. Insya Allah ana akan sedikit bahas alasan itu menurut beberapa dalil dari Al-Quran dan Sunnah juga sejarah islam yang berkaitan dan menyebutkan tentang hal itu.

Menulis adalah Sunnah (hal yang dilakukan) oleh para 'Ulama besar islam dari sejak zaman dahulu :

• Imam Muslim bin Al-Hajjaj An-naisabury, lahir tahun 206 H di Naisabur. Imam Muslim adalam Imam Hadist yang terkenal sampai sekarang karena Kitab hadist yang beliau tulis, yang berisikan ribuan hadist shohih dan menjadi kitab shohih kedua setelah kitab hadist shohih yang ditulis oleh Imam Bukhory. Itu semua beliau lakukan dengan menulis, semua ilmu tentang hadist yang dia dapat dari berbagai negara beliau tuangkan menjadi sebuah tulisan yang sampai sekarang masiah bisa kita ambil manfaatnya. Subhanallah
• Imam Bukhory, Imam Hadist yang sangat terkenal dan pasti kita mengenalnya. Lahir di Bukhara pada bulan Syawal tahun 194 H, beliau menulis kitab hadist yang berisikan ribuan hadist shohih, dan kitab tersebut menjadi yang paling shohih menurut kesepakatan para 'ulama setelah Al-Quranul Karim. Walaupun jasad beliau sudah tidak lagi hidup di dunia ini, tapi karya beliau masih dan akan menjadi manfaat bagi islam dan muslimin. Itu semua karena tulisan yang beliau tulis. Masya Allah
• Imam Ahmad bin Hanbal, dilahir jauh sebelum Imam Bukhory dan Imam Muslim. Beliau dilahirkan di kota Baghdad pada bulan Rabi’ul Awwal tahun 164 Hijriyah, beliau adalah salah satu imam madzhab yang empat yang dijadikan panutan oleh kaum muslimin untuk mengambil dalil tentang fiqih Islam. Beliau juga mengabadikan ilmunya lewat tulisan, beliau menulis kitab tentang fiqih juga Hadist. Kitab hadistnya yang paling terkenal adalah Kitab Musnad Ahmad yang berisikan lebih dari dua puluh tujuh ribu hadist. Allahu Akbar
• Imam Syafi'i. Sebelum Imam Ahmad, dilahirkan juga salah seorang Imam Madzhab empat yaitu Imam Syafi'i, Beliau dilahirkan di desa Gaza, masuk kota ‘Asqolan pada tahun 150 H. Imam yang terkenal dengan kecerdasannya ini juga menulis berberapa kitab tentang Fiqih, hadist, Usulul Fiqh dan lainya. Kitab beliau yang sangat terkenal adalah kitab Al-Umm, kitab tentang Fiqih.

• Imam Malik bin Anas, beliau lahir kurang lebih 60 tahun sebelum Imam Syafi'i dilahirkan, tepatnya pada tahun 93 H di kota Madinah. Imam Malik bin anas juga salah satu dari empat Imam Madzhab. Tidak berbeda dengan Imam yang lain beliau juga menulis beberapa kitab, dan salah satu kitabnya yang terkenal adalah Kitab Hadist Muwatho' Imam Malik.
• Imam Abu Hanifah, Imam empat Madzhab pertama yang lahir pada masa "shigorussohabah" yaitu Beliau hidup semasa kecil sezaman dengan para shahabat dan beliau tidak bertemu dengan rosulullah SAW. Beliau menulis Kitab Al Fiqhul Akbar yang berisikan tentang penetapan sifat-sifat bagi Allah dan penetapan taqdir baik buruk itu dari Allah ta'ala.

Begitulah para Imam dan 'Ulama islam, mereka mengabadikan ilmu Syar'i yang mereka dapat (berupa hadist) melalui tuangan tinta diatas kertas (tulisan) agar tetap ilmu itu bertahan lama dan tersampaikan samapai ummat di akhir zaman. Mereka juga menulis dan menciptakan ilmu baru dalam bidang lain selain hadist (seperti ilmu Fiqih, Usulul Fiqih, Tafshir dan lail-lain). Seperti Imam syafi'i, Beliaulah yang pertama kali menulis kitab dalam bidang Ushulul Fiqih. Subhanallah

Patut semua itu kita contoh dan jadikan acuan.

Menulis juga Sunnah yang dilakukan oleh Rosulullah Muhammad Shallallahu 'Alaihi wasallam :

Walaupun kita kenal dalam sejarah islam bahwa Rosulullah SAW lahir dalam keadaan 'ummiy (tidak bisa membaca dan menulis), tapi para 'Ulama mengatakan bahwa Rosulullah SAW di akhir hayatnya dapat menulis dan membaca. Itu ditunjukkan oleh beberapa hadist (tetapi belun ana cari keshohihannya) yang menyebutkan bahwa Rosul SAW menuliskan namanya di cincin beliau dan dijadikan stempel untuk surat yang dia kirim ke para penguasa negeri kafir. Juga hadist shohih dari Imam Al bukhory bahwasanya Rosulullah SAW mengirimkan surat kepada Hiraqla pembesar neregi Rum, Rosulullah SAW menyeru kepada Hiraqla agar dia mau masuk Agama Islam dan menawarkan kepadanya bahwa satu-satunya jalan keselamatan hanyalah Islam.

الجامع الصغير وزيادته (ص: 514)

 بسم الله الرحمن الرحيم من محمد عبد الله و رسوله إلى هرقل عظيم الروم سلام على من اتبع الهدى أما بعد ; فإني أدعوك بدعاية الإسلام أسلم تسلم يؤتك الله أجرك مرتين فإن توليت فإن عليك إثم الأريسيين و { يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا و بينكم أن لا نعبد إلا الله و لا نشرك به شيئا و لا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون }

 ( حم ق ت ) عن أبي سفيان . قال الشيخ الألباني : ( صحيح )

Diambil dari kitab Al Jami'usshogir karya Syeikh Nasiruddin Al Albany (hal. 514)

"Dengan menyebut nama Allah yang Maha Pengasih maha Penyayang dari Muhammad hamba Allah dan RosulNya kepada Hiraqla pembesar Bangsa Rum, keselamatan bagi siapa saja yang mengikuti petunjuk (Allah) itu amma ba'du, maka sesungguhnya aku menyerumu dengan seruan Islam, masuk islamlah kamu maka kamu akan selamat Allah akan memberi pahala untukmu dua kali lipat, tetapi jika engkau berpaling, maka bagimu dosa kaum irisyi (kaum pembajak tanah). (kemudian Rosulullah menuliskan ayat)

{ يا أهل الكتاب تعالوا إلى كلمة سواء بيننا و بينكم أن لا نعبد إلا الله و لا نشرك به شيئا و لا يتخذ بعضنا بعضا أربابا من دون الله فإن تولوا فقولوا اشهدوا بأنا مسلمون }

{Wahai Ahli kitab marilah menuju ke satu Kalimah yang sama antara kita dan kalian, bahwa kita tidak akan menyembah siapa pun kecuali Allah dan tidak akan menyekutukannya sedikit pun dengan sesuatu apapun dan sebagian kita tidak akan menjadikan sebagian lain sebagai sesembahan selain Allah. Maka jika kalian berpaling, maka katakanlah : saksikanlah oleh kalian bahwasanya kami adalah orang-orang yang berserah diri (muslim)}" Diriwayatkan oleh imam Bukhory, Imam Muslim dan yang lainnya. 

Selain itu juga diriwayatkan bahwa Rosulullah SAW juga menulis surat kepada pembesar-pembesar negeri yang lain. Masya Allah, ternyata kegiatan menulis yang kita lakukan juga akan bernilai ibadah –Insya Allah- jika kita niatkan untuk mencontoh apa yang dilakukan oleh Rosulullah SAW, dan untuk berda'wah menyebarkan Syari'at Islam.

Ternyata menulis juga dilakukan oleh Nabi Sulaiman 'Alaihissalam jauh sebelum diutusnya Rosulullah Shallallahu 'Alaihi wasallam :

{ اذْهَبْ بِكِتَابِي هَذَا فَأَلْقِهْ إِلَيْهِمْ ثُمَّ تَوَلَّ عَنْهُمْ فَانْظُرْ مَاذَا يَرْجِعُونَ (28) قَالَتْ يَا أَيُّهَا الْمَلَأُ إِنِّي أُلْقِيَ إِلَيَّ كِتَابٌ كَرِيمٌ (29) إِنَّهُ مِنْ سُلَيْمَانَ وَإِنَّهُ بِسْمِ اللَّهِ الرَّحْمَنِ الرَّحِيمِ (30) أَلَّا تَعْلُوا عَلَيَّ وَأْتُونِي مُسْلِمِينَ } [النمل: 28 - 31]

"pergilah kamu (hud hud) dengan membawa kitab (surat)ku ini lalu lemparkanlah kepada mereka kemudian berpalinglah lalu lihat apa yang akan mereka kembalikan (balas)?. Berkata (Ratu Bilqis) wahai para pemuka sesungguhnya aku dilempari sebuah kitab (surat) yang mulia. Sesungguhnya itu dari Sulaiman dan sungguh isinya bismillahirrohmanirrohim (dengan menyebut nama Allah yang Maha pengasih Maha penyayang). Janganlah kalian menyombongkan diri dan datanglah kepadaku dengan berserah diri"

Ayat diatas mengisahkan bahwasanya Nabi Sulaiman 'Alaihissalam mengajak Ratu Bilqis, Ratu dari Negeri Saba' untuk masuk Islam. Dengan perantara Burung Hud Hud Nabi Sulaiman mengirimkan sebuah Risalah itu. Sungguh suatu hal yang menakjubkan. Subhanallahil 'Adzim

Berbanggalah wahai semua saudaraku! Ternyata selain merupakan hal yang penting, menulis  juga merupakan sunnah yang dilakukan oleh para Ulama, para Imam bahkan sunnah yang dilakukan oleh Rosulullah SAW juga Nabi sebelumnya. Teruslah bersemangat menuangkan semua yang antum fikirkan melalui tulisan, untuk kemaajuan Islam, demi kejayaan Islam dan kaum Muslimin. Amin

Islam Butuhkan Karyamu wahai saudaraku! Wallahu a'lam

والحمد لله رب العالمين